Langsung ke konten utama

Prospek Usaha Agribisnis: Produksi Gula Semut


Gula Semut
  
Gula aren merupakan salah satu komoditi yang banyak ditemui di wilayah Indonesia. Salah satu wilayah penghasil gula aren yakni desa Sucen, yang terletak di Kecamatan Gemawang, Kabupaten Temanggung. Di desa Sucen banyak ditemui produksi gula aren yang dicetak menggunakan batok. Produk gula aren tersebut dijual kepada para pengepul.

Seiring berjalan waktu, terdapat salah satu warga yang mengembangkan produksi gula aren dengan tidak lagi hanya dicetak menggunakan batok tetapi menciptakan inovasi gula semut. Usaha ini dikembangkan oleh Ibu Markamah, beliau melakukan percobaan membuat gula semut guna menambah nilai jual dari produk aren yang ada. Beliau banyak mencari informasi mengenai cara pengelolaan gula aren hingga akhirnya memutuskan untuk memproduksi gula semut dari nira aren. Usaha gula semut yang dijalani Ibu Markamah telah berjalan sejak 2 tahun lalu.

Gula semut berasal dari nira aren yang berkualitas dan bersih. Proses produksi gula semut ini sama seperti buat gula cetak kelap, yakni nira aren diaduk kemudian setelah mengeras lalu dihancurkan. Setelah hancur, malam harinya dimasukkan kedalam cetakan, kemudian pagi harinya dijemur. Proses selanjutnya yakni gula diayak dan dijemur kembali agar benar-benar kering dan kemudian dikemas setelah proses telah selesai.

Produksi gula semut yang dilakukan Ibu Markamah masih manual, sehingga masih menghadapi kendala pada bahan baku yaitu tidak keluarnya nira yang bagus dari pohon aren yang ada.Kegagalan pada produksi gula semut yakni apabila salah dalam memilih nira aren yang baik.

Pemasaran gula semut yang dilakukan oleh Ibu Markamah yakni dengan menitipkan produknya pada toko usaha kopi dan penjualan melalui online di berbagai media sosial. Produk gula semut Ibu Markamah biasa dijual kiloan dengan kemasan plastik tanpa label dengan harga 30.000 per kilonya. Sedangkan pada kemasan dengan label dapat dijual seharga 15.000 dengan berat 250 kilogram. Volume penjualan gula semut Ibu Markamah masih mengikuti permintaan yang ada. Gula semut ini dapat digunakan sebagai campuran minuman seperti kopi maupun teh. Penggunaan gula semut untuk campuran minuman lebih baik daripada gula asli dari tebu.






Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Muda dan Inspiratif

Semarang (26/11) –“ Kenapa harus gengsi jadi petani ?” pertanyaan itu selalu muncul dalam benak Fery, seorang pemuda kelahiran 1997 silam.             Fery, begitu orang-orang memanggilnya merupakan seorang mahasiswa semester akhir di salah satu universitas swasta di Semarang. Dia sangat tertarik dengan pertanian sejak memasuki dunia perkuliahan. Lahan yang semakin terbatas tidak menjadi halangan bagi pemuda berusia 22 tahun ini, karena dia mempunyai teknik baru dalam bertani yaitu menggunakan teknik vertikultur yaitu teknik bercocok tanam di lahan yang sempit dengan memanfaatkan bidang vertikal sebagai tempat bercocok tanam yang dilakukan secara bertingkat.             Rendahnya minat pemuda yang enggan untuk terjun ke dunia pertanian ditengarai akibat adanya asumsi salah yang selama ini berkembang di masyarakat. “Petani dianggap kalah gengsi dibandingkan pegawai pemerintah, penghasilan yang tidak menjanjikan, profesi petani merupakan pekerjaan yang kasar serta butuh lahan yang

Prospek Usaha Agribisnis: Kopi Kekinian

Desa Sucen merupakan desa kecil yang terletak di Kecamatan Gemawang, Kabupaten Temanggung yang mempunyai segudang potensi pertanian, salah satunya adalah kopi. Di desa Sucen budidaya kopi dimulai dari tahun 1980-an. Pada saat itu, masyarakat masih kurang yakin akan dialihkannya lahan sawah yang menghasilkan padi menjadi perkebunan kopi, tetapi seiring bertambahnya waktu, budidaya kopi semakin berkembang bahkan hampir seluruh warga memiliki perkebunan kopi. Baru – baru ini, kopi menjadi minuman favorit kalangan anak muda, dimana di daerah tersebut merupakan daerah penghasil kopi yang cukup menjanjikan. Mayoritas masyarakat desa Sucen merupakan para petani kopi yang menghasilkan jenis kopi robusta dimana kopi di daerah ini memiliki karakteristik yang berbeda dari kopi – kopi lain. Komoditas kopi ini dijual dengan berbagai bentuk produk, yakni dalam bentuk mentah green bean atau dalam bentuk bubuk. Saat ini sudah mulai berkembang home industry yang mengolah kopi sendiri baik ber

Prospek Usaha Agribisnis: Pembibitan Mangrove

Usaha penjualan bibit mangrove ini didirikan pada tahun 2011 oleh Bapak Aris Priyono dan Arief Marsudi Harjo selaku Alumni KESEMAT (Kelompok Studi Mangrove). Latar belakang berdirinya usaha ini adalah adanya pengalaman pengelolaan ekosistem mangrove oleh KESEMAT selama puluhan tahun, sehingga KESEMAT berinisiatif untuk menjadikannya sebagai organisasi sekaligus peluang usaha dan kampanye mangrove ke jalur profesional. Organisasi usaha ini dimiliki oleh Arif Marsudi Harjo dan Aris Priyono sebagai komisaris, Rohmat Kuslarsono sebagai direktur, Garus Ryan Efendi sebagai sekretaris dan bendahara, serta Cahyadi yang berperan dalam pemasaran. Dalam pemasarannya, CV KEMANGI tidak memiliki cabang outlet selain pada alamat utama tersebut. Pendapatan usaha penjualan bibit mangrove adalah Rp 50.000.000 – Rp 80.000.000/bulan. Asal modal usaha yang digunakan adalah uang pribadi dari anggota KESEMAT sebesar Rp 10.000.000 sebagai modal awal CV KEMANGI. Bahan baku yang digunakan untuk produksi ada