Langsung ke konten utama

Postingan

Prospek Usaha Agribisnis: Produksi Gula Semut

Gula Semut     Gula aren merupakan salah satu komoditi yang banyak ditemui di wilayah Indonesia. Salah satu wilayah penghasil gula aren yakni desa Sucen, yang terletak di Kecamatan Gemawang, Kabupaten Temanggung. Di desa Sucen banyak ditemui produksi gula aren yang dicetak menggunakan batok. Produk gula aren tersebut dijual kepada para pengepul. Seiring berjalan waktu, terdapat salah satu warga yang mengembangkan produksi gula aren dengan tidak lagi hanya dicetak menggunakan batok tetapi menciptakan inovasi gula semut. Usaha ini dikembangkan oleh Ibu Markamah, beliau melakukan percobaan membuat gula semut guna menambah nilai jual dari produk aren yang ada. Beliau banyak mencari informasi mengenai cara pengelolaan gula aren hingga akhirnya memutuskan untuk memproduksi gula semut dari nira aren. Usaha gula semut yang dijalani Ibu Markamah telah berjalan sejak 2 tahun lalu. Gula semut berasal dari nira aren yang berkualitas dan bersih. Proses produksi gula semut ini sama s
Postingan terbaru

Prospek Usaha Agribisnis: Pembibitan Mangrove

Usaha penjualan bibit mangrove ini didirikan pada tahun 2011 oleh Bapak Aris Priyono dan Arief Marsudi Harjo selaku Alumni KESEMAT (Kelompok Studi Mangrove). Latar belakang berdirinya usaha ini adalah adanya pengalaman pengelolaan ekosistem mangrove oleh KESEMAT selama puluhan tahun, sehingga KESEMAT berinisiatif untuk menjadikannya sebagai organisasi sekaligus peluang usaha dan kampanye mangrove ke jalur profesional. Organisasi usaha ini dimiliki oleh Arif Marsudi Harjo dan Aris Priyono sebagai komisaris, Rohmat Kuslarsono sebagai direktur, Garus Ryan Efendi sebagai sekretaris dan bendahara, serta Cahyadi yang berperan dalam pemasaran. Dalam pemasarannya, CV KEMANGI tidak memiliki cabang outlet selain pada alamat utama tersebut. Pendapatan usaha penjualan bibit mangrove adalah Rp 50.000.000 – Rp 80.000.000/bulan. Asal modal usaha yang digunakan adalah uang pribadi dari anggota KESEMAT sebesar Rp 10.000.000 sebagai modal awal CV KEMANGI. Bahan baku yang digunakan untuk produksi ada

Muda dan Inspiratif

Semarang (26/11) –“ Kenapa harus gengsi jadi petani ?” pertanyaan itu selalu muncul dalam benak Fery, seorang pemuda kelahiran 1997 silam.             Fery, begitu orang-orang memanggilnya merupakan seorang mahasiswa semester akhir di salah satu universitas swasta di Semarang. Dia sangat tertarik dengan pertanian sejak memasuki dunia perkuliahan. Lahan yang semakin terbatas tidak menjadi halangan bagi pemuda berusia 22 tahun ini, karena dia mempunyai teknik baru dalam bertani yaitu menggunakan teknik vertikultur yaitu teknik bercocok tanam di lahan yang sempit dengan memanfaatkan bidang vertikal sebagai tempat bercocok tanam yang dilakukan secara bertingkat.             Rendahnya minat pemuda yang enggan untuk terjun ke dunia pertanian ditengarai akibat adanya asumsi salah yang selama ini berkembang di masyarakat. “Petani dianggap kalah gengsi dibandingkan pegawai pemerintah, penghasilan yang tidak menjanjikan, profesi petani merupakan pekerjaan yang kasar serta butuh lahan yang

Prospek Usaha Agribisnis: Budidaya Emas Hijau

Tanaman vanili dapat tumbuh di Desa Sucen karena tanaman tersebut dibawa oleh Bangsa Belanda pada zaman penjajahan, kemudian sampai sekarang warga sekitar masih terus membudidayakan tanaman tersebut. Vanili mempunyai julukan “emas hijau” karena vanili merupakan komoditas pertanian yang mempunyai harga tinggi serta menyaingi harga emas. Ada dua macam harga, untuk vanili basah harganya Rp 500.000,-/kg, sedangkan harga vanili kering per kg nya mencapai Rp 3.000.000,-. Vanili yang dibudidayakan oleh Pak Sudi yaitu jenis pelangi. Vanili jenis pelangi dapat tumbuh dengan baik di dataran tinggi karena sifat tumbuhan ini yang tidak tahan panas, walaupun demikian vanili memiliki kelebihan dapat tumbuh di berbagai media seperti di pot, tembok, dan lahan perkebunan.   Umur produktif tanaman vanili yaitu 5 tahun dan harus dilakukan peremajaan tanaman dengan cara memotong bagian batangnya yang kemudian ditanamkan kembali di tanah. Dalam sekali panen, tumbuhan ini dapat menghasilkan buah vanili

Prospek Usaha Agribisnis: Kopi Kekinian

Desa Sucen merupakan desa kecil yang terletak di Kecamatan Gemawang, Kabupaten Temanggung yang mempunyai segudang potensi pertanian, salah satunya adalah kopi. Di desa Sucen budidaya kopi dimulai dari tahun 1980-an. Pada saat itu, masyarakat masih kurang yakin akan dialihkannya lahan sawah yang menghasilkan padi menjadi perkebunan kopi, tetapi seiring bertambahnya waktu, budidaya kopi semakin berkembang bahkan hampir seluruh warga memiliki perkebunan kopi. Baru – baru ini, kopi menjadi minuman favorit kalangan anak muda, dimana di daerah tersebut merupakan daerah penghasil kopi yang cukup menjanjikan. Mayoritas masyarakat desa Sucen merupakan para petani kopi yang menghasilkan jenis kopi robusta dimana kopi di daerah ini memiliki karakteristik yang berbeda dari kopi – kopi lain. Komoditas kopi ini dijual dengan berbagai bentuk produk, yakni dalam bentuk mentah green bean atau dalam bentuk bubuk. Saat ini sudah mulai berkembang home industry yang mengolah kopi sendiri baik ber